Jam, 10.05 malam di Batam
Dear Blogy...
Semalam karena mencoba mengedit lagu dan video Cover Lagu Setangkai Anggrek Bulan saya tak sempat mampir di blog ini.
Kalau udah ngutak ngatik kadang suka bahagia sendiri.. ahha..
Sambil mencari ilham menulis naskah buku, hiburannya ya nyanyi sendiri...
Kali ini adalah kolaborasi saya dengan Ibu Lia Afriza, Dosen tercinta.
Beliau sangat suka dengan Anggrek. Di rumahnya pun banyak ditanami Anggrek.
Karena melihat beberapa postingan foto Anggrek di FB Beliau, tercetuslah ide untuk kolaborasi virtual.
Saya menyiapkan lagu dan vokalnya, Ibu Lia mengirim foto-foto Anggreknya.
Beliau setuju dan senang sekali.
Untuk musik awalnya saya minta bantuan ke adek untuk mengaransemen (seperti Cover Lagu Air Mata Syawal lalu di aransemen oleh adek bungsu di Jogja).
Namun karena saat ini adek tengah sibuk menggarap albumnya (pemusik ceritanya yang sempat ikut tur ke Kanada 2019 lalu), maka akhirnya saya download aja di YouTube.
Sambil menunggu kiriman foto dari Ibu Lia, saya mulai ambil posisi untuk rekaman sendiri pakai HP di kamar belakang (ceritanya studio darurat... ahha..)
Lagu sudah jadi, karena baru 2 foto dari Bu Lia, sambil edit jadilah 1 video di upload
https://youtu.be/Vd-obglFfEs
Malamnya Bu Lia kirim lagi beberapa foto indah sang Anggrek (karena jadwal Beliau padat, belum sempat mengirim foto yang udah disiapkan disiangnya)
Karena sudah terlanjur upload video yang pertama dan sudah ada yang menonton, akhirnya saya upload kembali video versi02 yang lebih berbunga-bunga
https://youtu.be/coufnQXUf6U
Beberapa video yang sudah di upload bertujuan untuk dokumentasi dan hiburan aja. Mencoba untuk mencurahkan hobby menyanyi sejak usia 5 tahun sering tampil ikut Bapak ngeband di perusahaannya.
Kalau ada dokumentasi seperti ini jadi senang mengulang lihat hasil karya di waktu senggang.
Insya Allah akan ada video-video berikutnya untuk menghibur diri.
Terima kasih banyak yang sudah menonton dan memberi apresiasi.
Sampai besok ya Blogy
Salam Kreatif
Herlina Dwi Kurnia
Guru yang belajar nulis di blog
Minggu, 31 Mei 2020
Jumat, 29 Mei 2020
Terong Kemangi Imajinasi
Batam, 29 Mei 2020
Pukul 11 malam lewat
Dear Blogy...
Ketemu lagi kita, hari ini nulis dua kali ya di blog ini. Ya, sambil belajar nulis terus selagi bisa (ahha)
Sambil mendengar salawat Nabi dan berkonsultasi dengan teman penulis, saya mau menceritakan menu masakan hari ini yang sedikit darurat karena belum sempat belanja ke pasar dan belum sempat goshop juga.
Lewatlah Mamang sayur,, yang tinggal hanya Terong, Tempe dan Kemangi. Syukurlah saya dan suami bisa makan apa aja dan menu kreasi apa aja.
Jadilah Terong Kemangi Imajinasi.. resepnya:
1 buah Terong di potong kecil-kecil
Pete (opsional)
1 ikat Kemangi (rendam dengan air garam biar kumannya hilang)
beberapa potong daging Ikan Asin Kurau (direndam dulu ya)
2 siung Bawang Merah diiris
2 siung Bawang Putih diiris
7 biji Cabe Rawit di rajang
1 buah tomat merah
2 sendok makan Minyak Kelapa
1 sendok makan Saos Tiram
1 sendok teh garam
1/2 sendok teh penyedap rasa
200ml air matang
caranya:
Panaskan Minyak Kelapa
Tumis Ikan Asin Kurau, Terong, Pete (goreng sebentar) angkat
lalu tumis Bawang merah, putih, Cabe Rawit, sampai baunya enak
masukkan Saos Tiram lalu masukkan Terong-Ikan Asin-Pete aduk rata
Lanjut masukkan air matang dan terakhir masukkan Kemangi
menjelang masak, masukkan garam dan penyedap rasa.
Rasa kalau udah enak langsung hidangkan ya
Pakai Tempe Goreng Tepung, Telur Dadar dan Sambal Kurma
Lumayan lah ya...
Selamat mencoba
Sampai nanti Blogy
Herlina Dwi Kurnia
Guru yang belajar nulis di blog
Pukul 11 malam lewat
Dear Blogy...
Ketemu lagi kita, hari ini nulis dua kali ya di blog ini. Ya, sambil belajar nulis terus selagi bisa (ahha)
Sambil mendengar salawat Nabi dan berkonsultasi dengan teman penulis, saya mau menceritakan menu masakan hari ini yang sedikit darurat karena belum sempat belanja ke pasar dan belum sempat goshop juga.
Lewatlah Mamang sayur,, yang tinggal hanya Terong, Tempe dan Kemangi. Syukurlah saya dan suami bisa makan apa aja dan menu kreasi apa aja.
Jadilah Terong Kemangi Imajinasi.. resepnya:
1 buah Terong di potong kecil-kecil
Pete (opsional)
1 ikat Kemangi (rendam dengan air garam biar kumannya hilang)
beberapa potong daging Ikan Asin Kurau (direndam dulu ya)
2 siung Bawang Merah diiris
2 siung Bawang Putih diiris
7 biji Cabe Rawit di rajang
1 buah tomat merah
2 sendok makan Minyak Kelapa
1 sendok makan Saos Tiram
1 sendok teh garam
1/2 sendok teh penyedap rasa
200ml air matang
caranya:
Panaskan Minyak Kelapa
Tumis Ikan Asin Kurau, Terong, Pete (goreng sebentar) angkat
lalu tumis Bawang merah, putih, Cabe Rawit, sampai baunya enak
masukkan Saos Tiram lalu masukkan Terong-Ikan Asin-Pete aduk rata
Lanjut masukkan air matang dan terakhir masukkan Kemangi
menjelang masak, masukkan garam dan penyedap rasa.
Rasa kalau udah enak langsung hidangkan ya
Pakai Tempe Goreng Tepung, Telur Dadar dan Sambal Kurma
Lumayan lah ya...
Selamat mencoba
Sampai nanti Blogy
Herlina Dwi Kurnia
Guru yang belajar nulis di blog
Kamis, 28 Mei 2020
Nasi Goreng Centong
Batam, 29 Mei 2020
11.00 pagi
Dear Blogy...
Sambil mendengarkan lagu Muridku dan Rekan Guru yang merupakan Cover yang saya buat Ramadhan 1440 H saat Belajar Dari Rumah karena pandemi Covid-19.
Pagi ini saya memasak nasi goreng. Tak seperti biasanya, kali ini memakai centong sayur. Awalnya bingung mau masak apa untuk sarapan,, biar agak sedikit berat aja,, akhirnya tercetuslah membuat nasi goreng. Nasi Goreng Ikan Asin plus pete dikasi telur orak arik.
Sambil menyiapkan bumbu, memanaskan kuali dan mencurahkan minyak goreng... uups kebanyakan. Untuk mengurangi, saya pakai centong lalu memindahkannya ke wadah lain sebagian. Karena sudah terlanjur, lanjut aja menumis dan menggoreng nasi pakai centong.
Rasanya jadi enak lho,, padahal hanya pakai irisan bawang merah, bawang putih, cabe rawit, irisan wortel. (merasa bahagia karena dulu waktu sekolah ga pandai buat nasi goreng, selalu tergenang minyak goreng) Xixixi Sampai nanti ya Blogy
Salam Kreatif
Herlina Dwi Kurnia
Guru yang belajar nulis di blog
11.00 pagi
Dear Blogy...
Sambil mendengarkan lagu Muridku dan Rekan Guru yang merupakan Cover yang saya buat Ramadhan 1440 H saat Belajar Dari Rumah karena pandemi Covid-19.
Pagi ini saya memasak nasi goreng. Tak seperti biasanya, kali ini memakai centong sayur. Awalnya bingung mau masak apa untuk sarapan,, biar agak sedikit berat aja,, akhirnya tercetuslah membuat nasi goreng. Nasi Goreng Ikan Asin plus pete dikasi telur orak arik.
Sambil menyiapkan bumbu, memanaskan kuali dan mencurahkan minyak goreng... uups kebanyakan. Untuk mengurangi, saya pakai centong lalu memindahkannya ke wadah lain sebagian. Karena sudah terlanjur, lanjut aja menumis dan menggoreng nasi pakai centong.
Rasanya jadi enak lho,, padahal hanya pakai irisan bawang merah, bawang putih, cabe rawit, irisan wortel. (merasa bahagia karena dulu waktu sekolah ga pandai buat nasi goreng, selalu tergenang minyak goreng) Xixixi Sampai nanti ya Blogy
Salam Kreatif
Herlina Dwi Kurnia
Guru yang belajar nulis di blog
New Normal
Batam, 28 Mei 2020
Dear Blogy...
Seharian ini saya betah di depan laptop. Dengan rangkaian pekerjaan yang ga putus-putus... dan masih banyak lagi...
Sampai-sampai sang Suami pun bilang, "betah banget ya lama-lama di depan laptop dari pagi tadi, kalau Abang pasti udah mau pecah kepala rasanya."
Xixixi,, ya begitulah saya kalau sudah di depan laptop kadang rasanya udah kenyang aja dan betah, karena banyak pekerjaan yang bisa dikerjakan.
Selagi belum berasa mau muntah dan ngantuk, inshaa Allah lanjut sampai waktu mata ini beberapa what..
Saat makan malam sambil melihat berita di TV, sekejap lagi kita akan masuk pada masa New Normal.
Sambil membayangkan nanti kalau sudah masuk sekolah tetap menggunakan masker, jaga jarak, harus rajin cuci tangan, ga boleh salaman cipika cipiki. Normal yang aneh seperti di planet mana gitu ya..
Sama seperti waktu pergi belanja beli beras di TOP 100, saat mengantri panjang di kasir. Saya baru sadar kalau di sekeliling semua orang memakai masker. Benar-benar ga pernah membayangkan masuk di fase ini.
Nanti anak-anak PKL gimana ya? gimana hotel..gimana restoran.. gimana travel.. gimana butik.. gimana kantor...
Sedih rasanya, gimana nasib anak-anak di fase New Normal nanti.
Mana mereka kurang sentuhan langsung tatap muka selama pandemi Covid-19 ini. Hanya tatap muka Virtual saja. Rasanya kurang puas kalau ga bisa menegur secara langsung kalau mereka salah atau kurang sopan.
Ya Allah,, seperti apa New Normal nanti....semoga kita semua bisa menjalani dengan ikhlas...
Ok,, lanjut kerja lagi aaahh... sampai mata dan tubuh kasi kode menuju ke peraduan dan alam mimpi...
Sampai besok ya Blogy...
Salam Kreatif
Herlina Dwi Kurnia
Guru yang belajar nulis blog
Dear Blogy...
Seharian ini saya betah di depan laptop. Dengan rangkaian pekerjaan yang ga putus-putus... dan masih banyak lagi...
Sampai-sampai sang Suami pun bilang, "betah banget ya lama-lama di depan laptop dari pagi tadi, kalau Abang pasti udah mau pecah kepala rasanya."
Xixixi,, ya begitulah saya kalau sudah di depan laptop kadang rasanya udah kenyang aja dan betah, karena banyak pekerjaan yang bisa dikerjakan.
Selagi belum berasa mau muntah dan ngantuk, inshaa Allah lanjut sampai waktu mata ini beberapa what..
Saat makan malam sambil melihat berita di TV, sekejap lagi kita akan masuk pada masa New Normal.
Sambil membayangkan nanti kalau sudah masuk sekolah tetap menggunakan masker, jaga jarak, harus rajin cuci tangan, ga boleh salaman cipika cipiki. Normal yang aneh seperti di planet mana gitu ya..
Sama seperti waktu pergi belanja beli beras di TOP 100, saat mengantri panjang di kasir. Saya baru sadar kalau di sekeliling semua orang memakai masker. Benar-benar ga pernah membayangkan masuk di fase ini.
Nanti anak-anak PKL gimana ya? gimana hotel..gimana restoran.. gimana travel.. gimana butik.. gimana kantor...
Sedih rasanya, gimana nasib anak-anak di fase New Normal nanti.
Mana mereka kurang sentuhan langsung tatap muka selama pandemi Covid-19 ini. Hanya tatap muka Virtual saja. Rasanya kurang puas kalau ga bisa menegur secara langsung kalau mereka salah atau kurang sopan.
Ya Allah,, seperti apa New Normal nanti....semoga kita semua bisa menjalani dengan ikhlas...
Ok,, lanjut kerja lagi aaahh... sampai mata dan tubuh kasi kode menuju ke peraduan dan alam mimpi...
Sampai besok ya Blogy...
Salam Kreatif
Herlina Dwi Kurnia
Guru yang belajar nulis blog
Rabu, 27 Mei 2020
SKS (Sistim Kebut Semalam)
Batam, 27 Mei 2020
Dear Blogy..
Hari ini saya masih merasa tubuh ini butuh istirahat. Tak biasanya tertidur di siang hari kalau tubuh ini lagi fit. Tapi sudah 2 hari tubuh ini meminta saya untuk mengistirahatkannya di siang hari.
Setelah memasak sarapan Mi Sagu Goreng, saya melihat pisang yang sudah kematangan dan belum sempat di makan. Akhirnya saya membuka aplikasi Cookpad untuk melihat resep Bolu Pisang Panggang. Hasilnya lumayan memuaskan dan lembuuut... Alhamdulillah sang Suami juga senang dengan tekstur dan rasanya.
Hari ini ada jadwal kelas PBM Daring, Link Daftar Hadir dan Tugas sudah saya siapkan untuk di bagikan ke Google Classroom. Seperti biasa, saya akan menginformasikan terlebih dahulu menyapa para siswa di Chat WA. Sambil membimbing siswa yang bertanya.
Kali ini ga pakai Zoom dulu, karena disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa.
Siang hari saya berencana untuk membuat Outline dari buku yang akan saya susun. Sambil melihat referensi di gawai, saya menulisnya di buku catatan. Tanpa disadari, matapun terpejam terbawa ke peraduan sampai petang hari.
Setelah membaca beberapa lembar buku Om Jay, saya sempat termotivasi kembali untuk menulis. Namun, tubuh ini masih terasa pegal semacam mau rubuh. Tubuh rasanya butuh pijatan dan terapi totok punggung yang biasanya saya lakukan setiap bulan. Tapi semenjak pandemi Covid-19 beberapa bulan ini, saya belum memulai terapi kembali.
Rindu rasanya tubuh ini dipijat dan punggung ini di totok (sambil membayangkan betapa nikmatnyaaa....)
Sebenarnya masih banyak PR yang harus dikerjakan. Mulai dari Laporan PBM Daring, penilaian, menyusun kisi-kisi soal ujian, menulis dan lainnya...
Satu hal dan kadang ini dapat memicu otak lebih cepat untuk berfikir dan bertindak.. SKS atau Sistim Kebut Semalam. Ini menjadi senjata andalan, tapi sudah pasti hasilnya kurang maksimal karena waktu pengecekannya sangat sempit.
Kebiasaan SKS ini sebaiknya dikurangi, agar kita dapat lebih teliti. Namun terkadang itu menyenangkan (haha)
Sambil mengecek Tugas Kelas dan men-Chat WA siswa, tubuh meminta kembali untuk rebahan.
Aduhai.. semoga cepat fit kembali ya... Masih banyak PR yang harus diselesaikan
Semoga Allah beri kekuatan dan kemudahan dalam segala urusan dunia ini dan inshaa Allah dapat menjadi bekal nanti di akhirat, Aamiin
Sampai besok ya Blogy ku sayang
Salam Kreatif
Herlina Dwi Kurnia
Guru yang belajar nulis di Blog
Selasa, 26 Mei 2020
Tengah Malam Awal Pagi
Dear Blogy (sapaan untuk blog ini)
Batam, 27 Mei 2020
Pukul 00.08 saat saya menulis di blog ini.
Setelah membaca buku Om Jay tentang "Menulislah Setiap hari dan Buktikan Apa yang Terjadi," membuat saya ingin menulis. Tapi tak tau mau menulis apa. Om Jay bilang, teruslah menulis. Menulis untuk menceritakan kembali apa yang kita baca pun tak mengapa.
Saya punya 3 blog, semua dibuat karena kepengen buat aja. Tapi belum berpenghuni. Rencananya mulai malam ini niatnya mau mulai rajin menulis dan membaca. Diawali berbagi pengalaman di blog yang satunya, lalu menulis catatan harian di blog ini dan blog satunya lagi untuk rancangan menulis buku.
Dulu waktu masih duduk di SMK dan di bangku kuliah, saya sangat senang menulis di buku diary. Sebab, saya jauh merantau untuk mengenyam pendidikan. Saat itu diary adalah teman terbaik untuk meluapkan seluruh isi pikiran dan perasaan. Terkadang sampai air matapun jatuh berlinangan.
Semua hal ditulis di dalam diary. Buku kenangan itu masih ada sampai sekarang di dalam lemari saya yang usang. Kadang ada rasa rindu untuk membukanya kembali dan mengingat masa-masa menulis kisah di diary.
Sambil menulis, saya berkonsultasi dengan teman mengenai buku pengayaan yang akan saya tulis dalam sebulan ini. Kebetulan teman saya juga belum tidur. Sambil berfikir dan menulis semoga ide kreatif itu muncul dan bersemi.
Hujan deras, petir bergemuruh tak membuat mata ini ngantuk. Semacam ada rasa mau menulis tapi mau menulis apa ya?.
Suamipun ikut belum tidur, sambil menemani katanya pengen makan mi rebus.
Semoga ide kreatif terus keluar dan mengalir seperti yang dibilang Om Jay. Sambil mencium aroma mi rebus dini hari ditemani deraian hujan yang semakin syahdu.
Sedikit demi sedikit sepertinya alam mimpi memanggil dan bau mi rebus sedikit menggoda. Tapi.. ya sudahlah... Inshaa Allah sampai ketemu besok ya
Salam Kreatif
Herlina Dwi Kurnia
Guru yang belajar nulis di blog
Batam, 27 Mei 2020
Pukul 00.08 saat saya menulis di blog ini.
Setelah membaca buku Om Jay tentang "Menulislah Setiap hari dan Buktikan Apa yang Terjadi," membuat saya ingin menulis. Tapi tak tau mau menulis apa. Om Jay bilang, teruslah menulis. Menulis untuk menceritakan kembali apa yang kita baca pun tak mengapa.
Saya punya 3 blog, semua dibuat karena kepengen buat aja. Tapi belum berpenghuni. Rencananya mulai malam ini niatnya mau mulai rajin menulis dan membaca. Diawali berbagi pengalaman di blog yang satunya, lalu menulis catatan harian di blog ini dan blog satunya lagi untuk rancangan menulis buku.
Dulu waktu masih duduk di SMK dan di bangku kuliah, saya sangat senang menulis di buku diary. Sebab, saya jauh merantau untuk mengenyam pendidikan. Saat itu diary adalah teman terbaik untuk meluapkan seluruh isi pikiran dan perasaan. Terkadang sampai air matapun jatuh berlinangan.
Semua hal ditulis di dalam diary. Buku kenangan itu masih ada sampai sekarang di dalam lemari saya yang usang. Kadang ada rasa rindu untuk membukanya kembali dan mengingat masa-masa menulis kisah di diary.
Sambil menulis, saya berkonsultasi dengan teman mengenai buku pengayaan yang akan saya tulis dalam sebulan ini. Kebetulan teman saya juga belum tidur. Sambil berfikir dan menulis semoga ide kreatif itu muncul dan bersemi.
Hujan deras, petir bergemuruh tak membuat mata ini ngantuk. Semacam ada rasa mau menulis tapi mau menulis apa ya?.
Suamipun ikut belum tidur, sambil menemani katanya pengen makan mi rebus.
Semoga ide kreatif terus keluar dan mengalir seperti yang dibilang Om Jay. Sambil mencium aroma mi rebus dini hari ditemani deraian hujan yang semakin syahdu.
Sedikit demi sedikit sepertinya alam mimpi memanggil dan bau mi rebus sedikit menggoda. Tapi.. ya sudahlah... Inshaa Allah sampai ketemu besok ya
Salam Kreatif
Herlina Dwi Kurnia
Guru yang belajar nulis di blog
Minggu, 17 Mei 2020
Tugas Resume Kuliah Online Belajar Menulis Gelombang 9 Bersama Om Jay dkk (11-15 Mei 2020)
Tugas Resume Kuliah Online
Belajar Menulis Gelombang 9 Bersama Om Jay dkk
Oleh Herlina Dwi
Kurnia
Guru SMKN 2 Batam
1.
Senin, 11 Mei 2020
Tim Webex Kartika ke Sekolah
Penggunaan Aplikasi Webex
Cisco Webex merupakan
salah satu aplikasi komunikasi virtual yang dapat dijadikan alternatif dalam
rapat atau pembelajaran jarak jauh. Webex dapat dinikmati secara gratis dan
berbayar.
Keuntungannya jika
instansi/sekolah atau perusahaan berlangganan akan mendapatkan fasilitas
pelayanan dari Webex. Selain panduan pemakaian secara Online dari Tim
Webex, pelanggan akan menerima keuntungan berupa bandwich yang dapat
menampung lebih dari 1000 peserta rapat. Sekolah tentunya dapat memanfaatkan
fasilitas ini selama pandemi berlangsung. Baik untuk rapat Majelis Guru maupun
rapat bersama Orangtua siswa.
Tentu saja Webex ini
memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah dari tampilannya yang
ekslusif dan dapat menampung 1000 peserta rapat. Kekurangannya hamper sama
dengan aplikasi yang lain yaitu apabila selama berjalannya rapat para peserta
mengaktifkan speaker dan video, akan berdampak pada terputus-putusnya
penerimaan materi atau suara pembicara.
2.
Selasa, 12 Mei 2020
Arif Darmadiansah, Alor, NTT
Materi Berbagi Pengalaman Menjadi Pemenang Inobel
Pak Arif mengikuti inobel
tahun 2016 untuk yang pertama kalinya. Beliau memiliki sebuah ide atau gagasan
sederhana yaitu ingin membuat kelas menjadi menarik dan menyenangkan. Selama
mengajar di Alor, NTT, beliau mengalami beberapa kendala seperti kualitas
pembelajaran juga kurang optimal, terutama tidak adanya sarana prasarana yang
mencukupi.
Ide inovasi setelah
dipikirkan kiranya mampu dan dapat atau tidak jika diterapkan di sekolah dengan
kondisi sekolah tidak ada listrik, tidak ada sinyal untuk telepon apalagi
jaringan internet.
Kemudian beliau berupaya
untuk mengembangkan ide tersebut menjadi sebuah produk berupa media, bahan
ajar, atau lainnya, kemudian menuliskannya menjadi sebuah karya ilmiah yang disiapkan
untuk mengikuti kompetisi.
Karya ilmiah yang
dibuatnya berupa penelitian tindakan kelas, eksperimen atau pengembangan
(R&D) untuk jenjang Pendidikan menengah. Jika kita ingin melihat ajang
lomba untuk dikmen dapat di akses melalui portal
kesharlindung.pgdikmen.kemdikbud.go.id. Sedangkan untuk Pendidikan dasar dapat
di akses melalui portal kesharlindung.pgdikmen.kemdikbud.go.id.
Ini adalah salah satu
jawaban Pak Arif untuk pertanyaan Ibu Rifatun, Salatiga, JawaTengah.
Hasil dari karya inovasi
akan meningkatkan minat anak untuk belajar naik signifikan. Dengan membawa
produk saja, mereka sudah tertarik. Apalagi mencoba untuk menggunakannya. Ada
hal baru yang mereka dapatkan. Hasil belajar didapat dari nilai tes dan tugas.
Nilai tes dari yang dapat 30an meningkat menjadi 50an. Nilai tugas yang baik.
Sebelumnya, untuk mengumpulkan tugas saja selalu terlambat. Sekarang ada
perbaikan. Inovasi ini yang pertama di sekolah. Setelahnya saya beliau ajak
teman guru untuk ikut bergabung dan mengembangkan kelasnya.
Pak Arif sangat
memberikan manfaat bagi siswa dan guru yang ada di Alor, NTT dengan membuat
buku pembelajaran dan inovasi pembelajaran yang bermanfaat.
3.
Rabu, 13 Mei 2020
Dra. RAHMI WILANDARI, M.Pd
Materi "Menulis di Media Cetak"
Ibu Rahmi Wilandari
adalah seorang guru Ekonomi dan Kewirausahaan di SMAN 21 Surabaya.
Beliau tertarik untuk
menulis segala apa kejadian sehari-hari yang dialaminya. Kegiatan mulai dari berangkat
kerja , setiba di sekolah sampai tiba di tumah Kembali. Semua ada kejadian
menarik ditulis secara garis besarnya saja. Setelah istirahat di rumah, beliau
akan membuka Kembali laptopnya untuk melanjutkan menulis cerita yang tertunda
dikerjakan di siang harinya.
Beliau menjelaskan bahwa
ada beberapa jenis penulis. Diantaranya
seperti penulis Cerpen, penulis Novel,
penulis Cerita Bersambung (Cerbung) dan ada juga penulis Karya Ilmiah.
Sedangkan penulis dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu penulis Fiksi dan penulis
non Fiksi.
Penulis artikelpun juga
ada macamnya yaitu penulis Umum dan penulis Buku Teks.
Pesan belai “Janganlah
enggan untuk memulai menulis.” Jika beliau ada waktu luang maka selalu beliau habiskan
untuk membaca di perpustakaan. Beliau memilih perpustakaan karena adem, tenang
untuk membaca dan dapat menginspirasinya utnuk menulis.
Penulisan KTI atau
artikel dibutuhkan wawasan dengan rajin membaca, baik buku cetakan atau e
book. Ada beberapa jenis penelitian dalam penulisan KTI yaitu Penelitian Deskriptif,
Penelitian Eksperimen (penelitian murni) dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Bagi guru, PTK harus dapat
dilaksanakan dan sangat mudah dilakukan karena penelitian diambil dari kejadian
sehari-hari saat mengajar.
Beliau mengikuti lomba
KTI (PTK) yang pertama kali pada tahun 2013. Saat itu, beliau tidak punya
target untuk menang. Beliau hanya
mencari pengalaman saja.
Pada saat itu, sedang banyaknya
workshop tentang Penulisan PTK dan Karya Ilmiah. Banyak guru yang penasaran bagaimana
cara menulis PTK.
Menurut beliau, sebuah
keberhasilan harus disertai usaha, semangat serta kerja keras.
Terkadang kita sangat
senang menulis. Namun jika penyakit malas kambuh, maka kita pun menjadi enggan untuk
menulis. Sebaiknya dapat mulai untuk belajar disiplin diri menulis setiap hari.
Insya'allah kalau sdh terbiasa akan enak dan kecanduan untuk selalu menulis dan
menulis.
Dalam pembuatan PTK,
awalnya adalah problem dalam kelas yang akan diperbaiki. Treatment apa
yang dilakukan supaya PTK itu benar-benar menjadi sebuah penelitian. Jangan
sampai tujuan pembuatan PTK hanya untuk mengejar target kenaikan pangkat belaka.
Selain dapat menjadi hobi,
kebiasaan menulis juga dapat dikirim ke Surat kabar / majalah .Semakin sering
menulis dan dipublikasikan, semakin cepat naik pangkat secara jujur dan
bermartabat
4.
Kamis, 14 Mei 2020
Asep Safa’at
Menulis Opini di Media Cetak
Bapak Asep Safa’at menyampaikan
tentang pengalaman beliau menulis Opini dan Hikmah di Republika.
Diawali dengan penjelasan
tentang mengikat makna. Istilah mengikat makna dipopulerkan oleh almarhum
Hernowo. Segala hal yang berkaitan dengan aktivitas menulis sebagai cara untuk
memaknai hal-hal yang bisa kita lihat, dengar, rasakan, renungi.
Setiap orang memiliki
hambatan menulis yang berbeda-beda. Ada hambatan yang disebabkan kesulitan
mengalirkan gagasan, ada juga karena faktor mood, ada pula yang
disebabkan karena faktor penguasaan bahasa serta keterampilan menulis. Namun pada
hakikatnya, setiap diri kita dapat menulis jika konsisten mau belajar. Hal yang
paling mudah ditulis adalah sesuatu yang dekat dengan diri kita.
Sebelum beliau dapat
mempublikasikan tulisannya di media masa, beliau belajar menulis di buku
harian. Menulis di buku harian adalah cara ampuh untuk membangun kepercayaan
diri untuk menuangkan gagasan.
Berdasarkan kajian salah
satu guru menulis, Mas Bambang Trimansyah, sifat tulisan terbagi ke dalam 4
sifat, yaitu:
1 1. Pribadi
tertutup, yakni tulisan bersifat sangat pribadi dan cenderung dirahasiakan agar
tidak dibaca atau terbaca oleh orang lain. Tulisan ini biasanya berupa diari,
surat-surat pribadi, ataupun catatan-catatan rahasia.
2 2. Pribadi
terbuka, yakni tulisan bersifat pribadi ataupun sangat pribadi, tetapi
dibiarkan ataupun disengaja untuk dibaca orang lain. Tulisan semacam ini muncul
akibat perkembangan teknologi informasi, terutama di dunia internet.
Tulisan-tulisan di blog, situs, ataupun media sosial cenderung banyak yang
bersifat pribadi, subjektif, dan kadang malah dibuat sesuka hati.
3 3. Publik
terbatas, yakni tulisan yang ditujukan untuk konsumsi orang banyak, tetapi
dalam lingkup terbatas, misalnya lingkup komunitas, lingkup keagamaan, ataupun
lingkup sesama teman yang saling kenal.
4 4. Publik
terbuka, yakni tulisan yang ditujukan untuk konsumsi orang banyak secara
terbuka dan luas meskipun menyasar pada segmen pembaca tertentu. Tulisan ini
bebas dibaca siapa pun yang berminat.
Sifat menentukan untuk
siapa tulisan Anda tujukan. Pada sifat pertama kita menulis, tetapi hanya kita
sendiri yang membacanya. Sifat 2, 3, dan 4 adalah tulisan yang ditujukan untuk
publik sehingga kita perlu menimbang tujuan penulisan dan pembaca sasaran.
Opini merupakan jenis
tulisan nonfiksi, ranah jurnalistik, dan sifat tulisannya publik terbuka.
Ada beberapa hal penting
yang harus diperhatikan agar tulisan kita memiliki ruh atau jiwanya. Menurut
Fauzil Adhim, ada 6 aspek yang harus dikembangkan agar tulisan kita memiliki
jiwa.
Tulisan akan memiliki
jiwa saat penulis memiliki visi hidup (cita-cita dan harapan), melibatkan emosi
saat menulis, luas wawasannya (banyak membaca, berdiskusi, jalan-jalan),
berbagi pengalaman hidup nyata yang pernah dialami, menggunakan nalar atau
logika yang tepat, dan tulisan sebagai hasil perenungan yang mendalam tentang
apapun yang akan ditulis.
Langkah-langkah menyusun
draf:
1 1. Menulis
bebas
2 2. Memasukkan
bahan yang relevan dengan pengalaman diri, pengalaman orang lain, latar
belakang ilmu dan pengetahuan yang dimiliki
3 3. Memasukkan
data dan fakta
4 4. Mengembangkan
gaya penulisan yang tepat sesuai pembaca sasaran
Langkah-langkah merevisi untuk membuat
tulisan lebih baik:
1 1. Membaca
ulang naskah secara keseluruhan sambil menandai bagian yang kurang jelas atau
kurang tepat
2 2. Menimbang
bahan y’[ang harus dibuang karena kurang relevan
3 3. Menimbang
bahan lain yang dapat memperkaya tulisan
Menyunting adalah memastikan
tidak ada kesalahan
Yaitu memperbaiki tulisan
dari aspek tata bahasa, ketelitian data dan fakta, kesantunan. Tak boleh ada
kesalahan elementer.
Menerbitkan
Yaitu menentukan
publikasi tulisan pada media yang tepat serta pembaca yang tepat. Kita dapat
memilih media daring atau media cetak.
Di luar teknis menulis
yang disampaikan di atas, faktor nonteknis seperti disiplin menulis, tak
pantang menyerah mengirimkan tulisan ke media meski sering ditolak dan tak
dimuat, juga tak berhenti belajar meningkatkan keterampilan menulis.
Jauh sebelum tulisan beliau
dimuat di rubrik opini dan Hikmah Republika, sejak tahun 2007 beliau konsisten
menulis di Republika Online.
Ini menjadi faktor
nonteknis, punya jalinan silaturahim dengan para redaktur di media masa. Kita
mendapatkan informasi dan masukan dari para redaktur agar kualitas tulisan
lebih baik dan potensial dimuat di media cetak.
Berikut ini contoh
tulisan belaiu yang dimuat di rubrik opini dan hikmah Republika:
5.
Jumat, 15 Mei 2020
Wijaya Kusumah
Ketika Bukumu ditolak Penerbit Mayor
Pada kali ini Om Jay berbagi
pengalaman tentang kisah nyata tulisan Om Jay ditolak penerbit mayor. “Sedih
rasanya bila buku yang kita tulis ditolak oleh penerbit,” ujar Om Jay. Rasnaya
makan tak enak, tidurpun tak nyenyak. Sakitnya tuh di sini! (sambil mengelus
dada) hahaha. Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati ini, hihihi
(improvisasi dari Om Jay).
Namun perlu kita ketahui.
Om Jay termasuk orang yang pantang menyerah. Ketika naskah bukunya ditolak para
penerbit mayor, Om Jay tidak putus asa. Om Jay akan menerimanya dengan lapang
dada. Om Jay menerimanya dengan senyuman meskipun terasa pahit.
Berkali kita gagal lekas
bangkit dan cari akal. Berkali kita jatuh lekas berdiri jangan mengeluh.
Jadilah guru tangguh berhati cahaya. Kegagalan adalah awal dari sukses yang
tertunda. Gembirakan dirimu dengan terus belajar kepada orang-orang yang telah
sukses menerbitkan bukunya.
Om Jay perbaiki tulisannya.
Kemudian Om Jay baca kembali. Beberapa teman yang dpercaya, diminta untuk
memberikan masukan. Hasilnya buku Om Jay menjadi lebih baik dari sebelumnya dan
lebih enak untuk dibaca. Sakit hatinya terasa terobati.
Kata Om Jay, “Ibarat
seorang mahasiswa S1 yang skripsinya dipermak habis sama dosen pembimbingnya.
Ibarat mahasiswa S2 yang tesisnya ditolak promotornya dan ibarat mahasiswa S3
yang ditolak proposal desertasinya.”
Om Jay sangat berterima
kasih kepada para penerbit yang sudah menolak buku yang telah disusunnya. Dengan begitu buku yang Om Jay susun menjadi
layak jual. “Coba kalau seandainya naskah buku saya langsung diterima, pasti
banyak yang tidak laku karena isinya kurang menarik hati pembaca. Buku saya
terbit tapi tidak banyak pembelinya, karena bukunya tidak menarik hati pembaca,”
kata Om Jay.
Om Jay jadi banyak
belajar semenjak bukunya ditolak oleh penerbit mayor. Om Jay perbaiki dan terus
perbaiki sehingga naskah buku menjadi lebih enak dibaca. Butuh waktu lama
mengerjakannya. “Saya pantang menyerah. Saya belajar dari penolakan. Saya pergi
ke toko buku dan membaca buku-buku best seller. Dari sanalah saya akhirnya tahu
rahasia buku mereka laris dibaca pembaca,” tambah Om Jay.
Saat itu Om Jay semakin
menggebu-gebu semangatnya. Ibarat perahu yang sudah berlayar tentu pantang
untuk kembali ke pelabuhan. Jalan terus sampai tujuan walaupun akan banyak
ombak besar menghadang. Tidak ada nakhoda ulung yang tidak melalui lautan yang
berombak ganas. Justru disitulah keahliannya teruji.
Ketika buku kita ditolak
penerbit, teruslah menulis dan jangan berhenti menulis. Ketika kita terus
menulis, maka tulisan kita akan semakin tajam dan nendang. Pasti tulisan kita
akan layak jual dan pasti tulisan kita akan banyak dibaca orang. Kuncinya satu
yaitu mau belajar dan pantang menyerah. Perbaiki dan terus perbaiki sehingga
penerbit mayor mau menerbitkan bukumu tanpa kita keluar uang satu senpun. Kitapun
tersenyum ketika royalti buku kita mencapai angka yang fantastis. Puluhan
bahkan ratusan juta rupiah kita dapatkan bila buku kita laku keras. Seperti royalti buku yang para penulis terima saat ini.
Semoga Bermanfaat
Herlina DK
Bloger yang lagi belajar menulis
Sabtu, 09 Mei 2020
Hari ini mencoba berubah, berkreasi dan nyambi-nyambi
Hari ini setelah bangun menyiapkan makan sahur lalu makan sahur bersama suami tercinta lanjut sholat subuh berjama'ah. Biasanya saya lanjut rebahan sampai pagi. Namun hari ini saya memutuskan untuk membaca artikel di blog menulis dan menonton materi di youtube Webinar Guru Daring Milenial yang sedang in saat ini.
Setelah mengisi daftar hadir pukul 7 pagi, saya nyambi mencari cara membuat roti sobek di salah satu aplikasi playstore. Sambil memilih mana yang akan dipraktikkan, waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi sudah waktunya membuka youtube ucapan selamat dari Bapak Ibu yang ramah di Webinar Guru Daring Milenial PGRI sesi hari ini. Seperti biasa, saya sambungkan youtube ke smart TV agar lebih puas komposisi gambar dan suaranya.
Sambil mendengarkan ucapan sekali kali saya menyapa melalui chat live, saya nyambi menyiapkan bahan-bahan untuk membuat roti sobek. Sambil saya uleni, bawa adonan ke depan TV dengan memainkan adonan sampai kalis. Adonan didiamkan selama 1 jam. pas ke dapur saya melihat ada 4 buah kentang yang bisa diolah menjadi perkedel. Lanjut bawa ke depan TV nyambi mengupas kentang dan bahan yang diperlukan.
Kentang sudah dibersihkan dipotong-potong lalu saya kukus. Nyambi membulat-bulatkan adonan roti sambil memasukkan isinya yaitu unti kelapa gula merah. Adonan kembali didiamkan 1 jam. Nyambi mengolah perkedel lanjut menyapu rumah.Ternyata perkedel kelembekan, buka resep lain dan muncul ide untuk memasukkan tepung kanji. Terus diaduk sampai lumayan padat tapi masih belum bisa dipegang juga. Karena khawatir nanti malah kekerasan, akhirnya saya punya ide untuk masukkan ke loyang yang dialas kertas roti lalu dikukus sebentar.
Nyambi mengikuti Webinar di salah satu Unibersitas di Batam,, Nyambi menjawab wa dan membaca artikel untuk belajar menulis. Nyambi lagi memasak ayam kampung garang asem dan nyambi meramu cendol dawet. Nyambi menjawab kuis dan mendownload sertifikat Webinar. Sambil menerima telepon dari Kepala Sekolah dan nyambi mengurus email surat Penjajakan Tempat PKL siswa, lalu nyambi mengirim makanan untuk ke rumah orangtua pakai bantuan mamas gosend.
Hari ini...yaa.. hari hari seperti ini...
semangat dan salam sehat untuk kita semua
Oleh: Herlina Dwi Kurnia
Seorang Guru yang belajar menulis di blogger
Jumat, 08 Mei 2020
Balada Guru Milenial untuk mengajar Generasi Z
Banyak hal dan hikmah yang dapat diambil semenjak Covid-19 ini melanda negeri ini. Tidak hanya Indonesia, dunia pun menjadi tempat singgah sementara wabah ini. Sekolah menjadi di rumah, bekerjapun dilakukan di rumah bagi Siswa dan Guru. Guru Milenial ditantang untuk dapat dengan instan mempelajari berbagai macam aplikasi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam masa pandemi ini. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang selama ini saya kurang pahami, semakin hari memberikan jejak yang menuju pasti. Otak Milenial terus menerus dipaksa untuk segera memahami dan mengaplikasikan cara yang terbaik dan efektif agar pembelajaran menyenangkan bagi siswa dan memudahkan Guru dalam memberikan penilaian.
Guru Milenial ini mencoba untuk berdamai memahami, mengaplikasikan diantaranya adalah Google Form, Google Classroom, Quizizz, Kahoot, Zoom, Webex dan lain-lain. Semula yang sangat familiar digunakan bai Guru Milenial adalah mengirim tugas melalui email. Menambah ilmu teknologi komunikasi dengan mengikuti berbagai Webinar, bahkan sehari bisa diikuti 2 sampai 3 Webinar sekaligus demi menambah wawasan pengetahuan teknologi komunikasi yang dapat diterapkan dalam PJJ demi membuat pembelajaran yang menyenangkan bagi Siswa.
Terus terang ini merupakan suatu beban tanggungjawab yang lumayan bagi seorang Guru dimana harus melengkapi alat tempur berupa gaget/android, laptop, tab dan ditunjang dengan paket internet yang mendukung pembelajaran. Siswapun demikian, sarana yang sama harus dipersiapkan.
Bergabagai kendala seringkali dihadapi, namun Guru Milenial berusaha untuk berdamai dengan dirinya sendiri, dengan lingkungan, dengan keluarga dan dengan sarana prasarana yang kadang terdapat kendala-kendala yang membuat pusing tujuh keliling.
Masa ini, tidak hanya Guru dan Siswa saja yang dihadapi dengan PJJ, Orangtuapun terlibat dalam pembelajaran ini. Walaupun sulit pastinya ini semua ada hikmahnya. Guru menjadi pintar menggunakan teknologi komunikasi, siswapun merasa terpenuhi masa Generasi Z nya, Orangtuapun kembali diminta untuk bekerjasama dalam memperhatikan pembelajan anaknya di rumah.
Semua ini ada hikmahnya, walaupun berat dihadapi dengan harus menerima kenyataan ada keluarga yang terpapar Covid-19 bahkan akibat wabah sampai meninggal dunia. Walaupun kematian itu adalah takdir, namun dilatarbelakangi virus ini, membuat semua orang ketakutan sampai-sampai kitapun tak dapat ikut menyaksikan pemakaman secara langsung walaupun itu saudara sendiri.
Hal ini mengajarkan kita bahwa tidak hanya Pembelajaran yang mengenal istilah PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) tapi saatnya juga kita mengaplikasikan DJJ (Do'a Jarak Jauh).
Siapa yang tidak sedih dengan kenyataan ini, sebagai manusia yang merasakan langsung hal ini sangat berat. hanya uraian air mata dan untaian do'a yang dapat dipersembahkan.
Wabah ini memberi pelajaran kita secara lahir dan batin. Kita diingatkan kembali untuk menjaga kebersihan dengan mencuci tangan sebelum dan setelah beraktifitas, menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal, menjaga kebersihan pakaian, menjaga pola makan dan tidur yang sehat, menjaga kuantitas dna kualitas berkumpul keluarga, menghargai dan bersyukur atas nikmat sehat, nikmat iman, nikmat makanan, nikmat udara segar dan lain-lain.
Mari bersama-sama kita berdo'a semoga wabah ini segera berlalu dan kondisi kita, keluarga kita, masyarakat, bangsa dan negara Indonesia mampu bangkit dan segera pulih.
Tetap semangat, stay at home....Salam Sehat
Langganan:
Postingan (Atom)